Judul : Aku Terlahir 500 gr dan Buta
Oleh : Christina Lahunduitan
Penulis : Miyuki Inoue
Penerjemah : Tiwuk Ikhtiari
Tebal : 183
halaman
Aku
terlahir 500 gr dan buta, itulah judul novel yang ditulis oleh Miyuki.Novel ini
sangatlah luar biasa, karena Miyuki sendirilah yang membuat novel mulai dari
kelahirannya yang begitu mengharukan sampai dia menjadi seorang anak yang
membanggakan dengan memenangkan lomba mengarang tingkat propinsi sampai tingkat
nasional Kanpo.
Biasanya
seorang bayi harus berada didalam kandungan ibunya selama 40 minggu, tetapi
Miyuki tidak, ia terlahir dengan usia baru memasuki minggu ke-20.Jika tidak
segera dilahirkan, maka kemungkinan besar Miyuki tidak bisa ditolong.”Kalaupun
bisa bertahan , dia akan cacat”, kata dokter, langsung menyarankan supaya
Miyuki tidak usah dilahirkan saja.Dengan kata lain “digugurkan”.Tapi ibu Miyuki
tidak ingin menggugurkan bayi yang ada didalam kandungannya.Ia terus memohon
kepada dokter dengan air mata berlinang agar dokter mau berusaha menyelamatkan
bayi yang ada didalam kandungan ibunya yaitu Miyuki.
Rupanya
tuhan berbelas kasihan.Tanggal 21 Agustus malam, lahirlah Miyuki dengan keadaan
koma.Miyuki sama sekali tidak menangis.Berat Miyuki hanya 500 gram,sperenam
dari berat bayi pada umumnya.Begitu kecilnya dia sehingga bisa digenggam.Kepala
Miyuki hanya sebesar telur jari-jarinya sekerus tusuk gigi,tubuh Miyuki hanya
sepanjang pena,dan pinggulnya sebesar ibu jari orang dewasa.Bayi seperti Miyuki
disebut prematur. Oleh karena itu, Miyuki harus berada dalam tabung inkubator
selama 4 bulan setelah lahir ke dunia. Selama empat bulan itu tak sekali pun
Miyuki kecil merasakan pelukan sang ibu. Miyuki lahir dengan berat setengah
kilogram, seperenam dari berat bayi umumnya.
Masa-masa
sulit Miyuki dalam inkubator menguras air mata ibunya. Ibu Miyuki dengan tegar
memberi semangat pada Miyuki kecil. Sejak kelahirannya, dokter yang merawat
Miyuki menvonis usia Miyuki tidak lebih dari 2 minggu. Tapi dokter bukan Tuhan.Ibu
Miyuki selalu menemaninya dan menjenguk Miyuki dalam perawatannya dirumah
sakit.Ibu Miyuki sangat menginginkan Miyuki bisa hidup dan bahagia.Waktu ia
masih kecil ia tidak bisa melihat betapa indahnya dunia karena waktu itu ia
mengalami kebutaan.
Bayi
yang dulu sebesar bolpoin sekarang sudah berumur 15 tahun.Namun tubuh Miyuki
tidak sebesar dengan mereka yang seusia Miyuki.Miyuki sangat senang dengan
bersepeda walaupun ia tidak bisa melihat tapi ibu Miyuki selalu mendampinginya
selama Miyuki naik sepeda.Sewaktu mau masuk SMP Miyuki tiba-tiba diserang
penyakit lambung misterius,tapi syukurlah penyakit yang diderita Miyuki sembuh
total dari penyakit yang ia alami.
Beberapa tahun kemudian
Miyuki diterima masuk di SLB Fukuoka untuk tingkat SMA.Saat Miyuki masuk di SMA
ia rajin belajar,tapi lama-kelamaan ia sudah bosan dan malas belajar sampai
membuat ibunya sangat marah,tapi untungnya dia sadar bahwa ia telah
mengecewakan ibunya dan iapun berjanji untuk akan giat lagi belajar.Miyuki dan
ibunya sering bertengkar sampai tidak terhitung penyebabnya adalah Miyuki
sendiri yang suka bermalas-malasan seperti tidak serius menjalani hidupnya.
Pada suatu hari, disekolah
diadakan lomba mengarang tingkat SMP.Miyukipun mencoba mengikuti lomba tersebut
dengan mengarang pengalaman hidupnya sehari-hari.
Tapi tidak pernah ia duga,
ternyata hasil karyanya itu menjuarai lomba mengarang tingkat nasioanal.Miyuki
sangat senang sekali.Ibunya juga bangga kepada Miyuki.
Tapi bukan hanya itu
saja,karangan Miyuki bahkan dimuat dikoran-koran dan dibaca oleh orang-orang
diseluruh Jepang.Karena dengan kehebatannya mengarang ia sudah dapat
memenangkan lomba mengarang yang begitu banyak sampai di tingkat nasional.
Dalam
karangan-karangannya Miyuki menceritakan kisah dirinya, ibu yang selalu keras
padanya, tangis dan tawa bersama ibu, dan cerita-cerita mengharukan yang
didengar dari ibunya. Melalui karangan-karangan ini pula Miyuki menjadi sadar,
bahwa berkat ibunya, Miyuki bisa menjalani kebutaannya. Kecintaan Miyuki pada
dunia tulis-menulis ini akhirnya membuahkan novel ini. Ketika Anda membaca
novel ini Anda akan merasa seolah-oleh Miyuki bercerita pada Anda. Tutur bahasa
yang sederhana membuat novel ini mudah dipahami. Hal ini tentunya juga didukung
oleh sang penerjemah, Tiwuk Ikhtiari. Novel ini baik dan layak dibaca oleh
semua orang, terutama diperdengarkan pada sesama kita yang tidak diberikan mata
normal. Pertama, dengan membaca novel ini wawasan Anda tentang ”kebutaan” akan
menjadi lebih positif. Memang, ”kebutaan” itu membuat pemiliknya harus berusaha
lebih keras dalam mendapatkan sesuatu. Miyuki, satu di antara jutaan orang yang
buta, berhasil mendobrak kebutaannya dengan bantuan penuh ibunya. Oleh karena
itu, jangan menjadi lemah karena putri, putra, kakak, adik, atau orang tua Anda
yang buta. Akan tetapi, doronglah dia menjadi positif dalam memandang hidup.
Ingatlah perjuangan Ibu Miyuki dalam mendidik Miyuki. Dalam didikan ibunya,
Miyuki menjadi seorang yang mandiri dan bangga pada dirinya. Kedua, dalam
beberapa hal, bisa jadi Anda, saya, dan Miyuki mempunyai kesamaan. Mendapat
perlakuan keras dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar. Akan tetapi,
yakinlah bahwa sebagaimana Miyuki alami, buah-buah rohani akan dirasakan dengan
nikmat bila kita sampai pada kesadaran tertentu. Lebih penting lagi, sikap pantang
menyerah Miyuki dan kesetiaan sang ibu membesarkan anaknya bisa menjadi
inspirasi dan motivasi kita untuk terus berjuang, memperjuangkan apa yang kita
inginkan
AMANAT :
Dalam cerita ini mengajarkan bahwa kelembutan dan cinta
kasih akan membuka kemampuan seseorang untuk bertahan walaupun tidak sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar